Pola balikan kedua

Pola balikan kedua, berbeda dari pola pertama yang langsung mengubah kesalahan pemelajar. Pola balikan kedua ini disebut dengan pola balikan pemancingan (elicitation). Pola ini bertujuan untuk memancing jawaban yang benar dari pemelajar. Pengajar tidak memberikan perbaikan langsung, tetapi mendorong pemelajar untuk memperbaiki kesalahan berbahasanya sendiri.
Misalnya:
Pengajar: bukan kejatuhan, kejatuhan hantu tidak bisa. Hantunya masuk ke
dalam tubuh kita. Itu namanya apa? (Pb: pemancingan)
M2 : Itu namanya rumah hantu?
Contoh di atas menggambarkan bagaimana pengajar mencoba memancing kata kerasukan dari pemelajar. Biasanya balikan ini ditandai dengan ujaran dari pengajar seperti bagaimana kalimat itu? apa ya namanya? ... seperti itu contoh negative evidence yang diberikan oleh pengajar kepada pemelajar.
Menurut berbagai ahli pengajaran bahasa kedua/asing balikan ini mempunyai kekurangan, di antaranya adalah pola ini tidak dapat memberi input yang baru kepada pemelajar. Maksudnya, pola pemancingan berbeda dengan pola pengubahan. Pola pengubahan memberikan input yang benar kepada pemelajar sehingga ketika mereka melakukan kesalahan berbahasa, mereka langsung tahu bentuk bahasa yang benar. Sementara itu, pemancingan tidak memberikan input yang benar, pemelajar didorong untuk mencari jawaban yang benar. Terkadang, hal ini mempermalukan mereka jika mereka tidak mengetahui bentuk yang benar. Oleh karena itu, pola balikan ini cocok jika dipakai pengajar dalam situasi memancing pengetahuan yang sudah ada dari pemelajar. pemelajar menjadi ingat kembali bahasa yang telah dipelajari. Selain itu, keuntungan lainnya adalah pemelajar diberi kesempatan untuk memperbaiki bahasa mereka sendiri dan memberikan kesempatan kepada pemelajar untuk menguji kemampuan berbahasa mereka walaupun salah.
Jadi, dari dua pola balikan ini, mana yang akan Anda semua pilih? jawabannya ada pada diri Anda dan pemelajar Anda. Baiklah, cukup sampai di sini. Saya akan lanjutkan kembali pola-pola lainnya. Silakan membaca...