Perjuangan Setiap Tetes ASIP dari Busui

Rasanya ada yang kurang jika tidak menulis perjuangan kaum ibu bekerja di blog ini ...

            Mulanya ketika akhir tahun 2008, saya melahirkan anak pertama di rumah sakit proinisiasi menyusui dini. Rumah sakit tempat dua anak saya lahir ini bernama Rumah Sakit Bunda terletak di bilangan Margonda, Depok. Selama tiga hari setelah melahirkan, saya diajari cara menyusui oleh para suster di sana. Dengan menahan sakit sehabis operasi, saya terpaksa turun dari kasur untuk menyusui anak saya. Singkat cerita, anak saya yang pertama menyusui hingga usianya 2 tahun 3 bulan. Perjalanan yang cukup lama bagi saya di sela-sela kesibukan membuat tesis. Kala itu ASI yang saya tinggalkan hanya 3 botol per hari dan dilakukan dengan istilah kejar tayang (pompa hari ini, besok diminum). Saat itu, saya sudah mengetahui cara memerah dan menyimpan ASI untuk diminumkan ke bayi saya selama saya kuliah. Untung saja, kala itu saya sedang menulis sehingga banyak waktu yang bisa diluangkan bersama bayi saya sehingga ASI tetap dapat diminum langsung dari pabrik. Atau saya cukup bermeditasi di dalam kamar sambil mengerjakan tesis dan hanya keluar kamar jika menyusui. Terima kasih tak terhingga dengan kedua nanny anak pertama saya,
           Berbeda dengan perjuangan saya sebagai ibu ASIP untuk anak kedua saya. Saat ini umur anak saya sudah 10 bulan, tapi masih ada sekitar 1 tahun lagi untuk menyusuinya. Untuk anak kedua saya ini, saya tidak mau mengulang masa-masa kejar tayang untuk ASI. Jadi, selama saya cuti bekerja saya memerah ASI 3X sehari. Bermodal pompa elektrik, manual, freezer, dan botol tutup karet, jadilah kegiatan memerah ASI sebagai suatu kewajiban. Nah, di bawah ini hanya sepotong gambar ASIP yang saya perah. Ada sekitar 130an botol atau sekitar 1 freezer 4 rak untuk persediaan anak saya.
http://instagram.com/p/lyOvQ9jQ_t/
Biasanya, kalau saya berangkat kerja mulai jam 8 sampai jam 4 sore, anak saya mengonsumsi 3 atau 4 botol @100 ml. (tapi jam kerja saya di awal2 masuk kerja boleh sampai jam 2 siang..hehe.. Alhamdulillah punya atasan yang mengerti ibu menyusui) Jadi, masa menyusui hingga 6 bulan lancar jaya. Belakangan ini kebutuhan minumnya sudah berkurang karena sudah masuk MPASI sejak umurnya enam bulan.
            Cara saya memerah ASI di kantor biasanya 3 kali per hari. Jam 10.30, 13.30, dan 15.30. Kedisiplinan dan kemauan yang tinggi sangat dibutuhkan saat memompa. Awalnya saya gencar sekali memompa di kantor. Tapi, lama kelamaan, susu yang diturunkan 3 botol, hanya kembali 2 botol ke freezer. Dan itu berkurang setiap hari.Sekarang saya hanya memerah 1x sehari di kantor. YA ITU KARENA KEMALASAN SAYA... Akhirnya apa yang terjadi,... Di saat usia anak saya menginjak 10 bulan, stok ASIP saya tinggal 13 botol saja. Hiiikkkks, mau marah sama diri sendiri juga percuma.
             Akhirnya, saya konsul ke DSA. Karena anak saya alergi berat (baik pencernaan maupun pernafasan), dokter merekomendasikan campur dengan sufor antialergi. Tidaaaak, saya sedih. Saya bukan tidak mau, saya khawatir anak saya alergi dengan sufor. Di usia yang 10 bulan ini saja, BB anak saya hanya 6,6kg jauh di bawah angka standar :( Ini yang menyebabkan saya takut sufor. Saya pikir paling tidak saya memberinya ASI murni sampai usianya menginjak 1 tahun. Tapi,  saya harus gimana?
            Besoknya, saya ke apotek, lihat berbagai susu formula untuk alergi dengan rekomendasi dari dokter... Saya belum membeli, hanya lihat-lihat saja. Akhirnya saya pulang tanpa membeli dan suami saya setuju dengan saya. Malamnya, saya membuka group facebook saya, HM4HB (Human Milk For Human Baby).. Dan mulailah saya menulis tentang kondisi saya yang membutuhkan donor ASI untuk anak saya. Tidak berselang satu jam, datanglah sebuah balasan dari seorang malaikat yang menjelma menjadi seorang ibu. Ibu itu mau mendonorkan ASIP sebanyak 70 botol @130 ml kepada anak saya. Sujud syukur tak terhingga. Alhamdulillah ya Allah. Mungkin ini jawaban doa saya.
           Mbak Rintan Nila adalah ibu susu untuk anak saya. Anaknya Iqbal berumur 15 bulan menjadi saudara sepersusuan anak saya. Ada sekitar 7 bayi yang menerima donor ASIP dari Mbak Rintan. Semoga Allah selalu melimpahkan berkah dan rahmatnya untuk Mbak Rintan Nila. Surat ini berasal dari kalimat Allah yang saya kutip dari wall Mbak Rintan Nila.  

"Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma’ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya.” (Al-Baqarah : 233]. Jika kamu menemui kesulitan maka perempuan lain boleh menyusukan (anak itu) untuknya…” (QS. At-Thalaq: 6).

Alhamdulillah Allah, semoga anakku bisa melewati ASIP sampai waktunya. Amiiin, Syukur tak berbatas :'-)

Komentar