Peserta tes yang (sangat) tua

     Pagi ini saya ditugasi untuk mengawasi dan menguji seorang pemelajar yang berasal dari Korea Selatan. Tugas seperti itu bagi saya sudah merupakan kebiasaan atau kewajiban. Namun, apa yang berbeda dan istimewa dari kebiasaan itu? Keistimewaannya terletak pada umur peserta tes. Peserta tes  ini lahir pada tanggal 26 Oktober tahun 1933. Tahun 1933, berarti umur bapak ini adalah 79 tahun. hihi...mantap kan! Tujuan bapak ini mengambil tes adalah mengukur kemahiran bahasa Indonesianya. Dengan kata lain, bapak ini melakukan diagnostic test.
     Satu lagi yang istimewa dari bapak ini adalah bapak ini belajar bahasa Indonesia di Korea sendiri saja. Tidak pernah belajar dengan terinstruksi di dalam kelas. Artinya, dia belajar dengan cara yang alami. Pemajanan bahasa Indonesia dilakukannya dengan menonton metro TV, membaca buku, internet, koran, mendengarkan musik, dan lain-lain. (Keefektifan cara belajar bahasa asing bagi orang dewasa secara terinstruksi di dalam kelas atau memilih cara lain dengan terpajan di luar kelas, masing-masing memiliki pengaruh positif dan negatif yang berbeda). Sekadar tambahan, penelitian tentang hal sangat menarik untuk dibaca.
     Oke, kembali ke permasalahan awal, dia berbicara kepada saya bahwa dia belajar bahasa Indonesia secara alami dilakukannya selama 4 tahun. Alasan dia menyukai bahasa Indonesia adalah kedua anak laki-lakinya tinggal di sini. Dia sangat senang dengan kehidupan di Indonesia. Dia berkata bahwa setiap tahun, saya datang ke Indonesia satu kali. Walaupun hasil yang diperoleh "......", saya sangat menghargainya. Berikut contoh tulisannya..., terlepas dari penilaian yang diinstruksikan dari soal.


Yah begitulah cara saya menghargai pemelajar, apalagi orang yang sudah sangat tua. Bukan hanya dengan nilai, tetapi dengan menulisnya di blog ini. Semoga bermanfaat... :)
 

Komentar