verba asal dan verba berobjek (transitif)

Kalau Anda mendengar orang Indonesia mengatakan "Aku makan nasi goreng kemarin di kantin", timbul pertanyaan dari pemelajar asing apa predikat dari kalimat tersebut? Pasti Anda sebagai penutur bahasa Indonesia akan menjawab "makan". Namun, apakah "makan" itu jenis kata kerja berobjek? Jawabannya pasti berbeda-beda. Ada yang menjawab bukan, ada yang menjawab iya. Jawaban yang mengatakan bukan, pasti berpikir bahwa "makan" adalah kata kerja tanpa objek (intransitif)
Subjek : aku
Predikat : makan
Pelengkap : nasi goreng
Keterangan waktu : kemarin
Keterangan tempat : di kantin

Mengapa bukan veba berobjek? Karena verba berobjek biasanya terdapat pada kata kerja meN-,meN-i,meN-kan, dan lainnya. Coba kita teliti lebih lanjut.
"makan" dalam bahasa Indonesia memang merupakan kelompok kata kerja (verba) asal. Verba asal adalah kata kerja yang tidak membutuhkan imbuhan ber- dan meN- dalam bahasa Indonesia. Contoh lain verba asal ini adalah pergi, tidur, pulang, tinggal, bangun dan lain-lain. Contoh kata pergi, jika ditambahkan ber+pergi : bepergi, meN+pergi: memergi, kedua kata ini tidak ada dalam bahasa Indonesia. Jadi, kata ini termasuk dalam kelompok verba asal.
Simak contoh kedua berikut ini. Pada kata tinggal ber+tinggal : bertinggal, meN+tinggal: meninggal bertinggal tidak ada dalam bahasa Indonesia, sedangkan meninggal memiliki makna berbeda dengan verba asal tersebut. Berikut contoh di dalam kalimat.
Saya tinggal di Depok berbeda artinya dengan saya meninggal di Depok.

Nah, bagaimana dengan kata "makan"? "makan" dan "memakan" memiliki makna yang tidak berbeda, begitu juga "minum" dan "meminum". Apakah kata kerja tersebut merupakan kelompok verba asal atau verba berobjek. Simaklah kalimat berikut ini.
1. Saya makan nasi goreng.
2. Saya memakan nasi goreng.
1. Saya minum obat.
2. Saya meminum obat.
Kalimat mana yang formal atau benar sesuai kaidah? Jawabannya adalah kalimat kedua yang benar.
Sebenarnya, "makan" dan "minum" memiliki dua fungsi kata. Fungsi satu sebagai verba asal dan fungsi kedua sebagai verba transitif (verba berobjek).
Simaklah kalimat ini
1. Saya minum.
2. Saya makan (pagi/ siang/ sore/ atau malam).
Berdasarkan contoh di atas, edua kalimat inilah yang disebut dengan verba asal. "makan" pada kalimat kedua adalah verba asal yang berarti makan pada waktu pagi, siang, sore, malam. Selain itu, minum pada kalimat pertama adalah minum yang dibutuhkan untuk memenuhi cairan tubuh manusia. Pemikiran ini berdasar pada konsep verba asal. Selain tidak dapat ditambahkan oleh imbuhan ber- dan me-, verba asal berhubungan dengan kegiatan sehari-hari manusia. “makan” merupakan cara seseorang untuk mengekspresikan dirinya sendiri ketika sedang lapar. Pemikiran ini bersumber dari seorang filsuf botak yang bernama plato :-) dalam menata bahasa. Tahap pertama, setiap orang berbahasa untuk mengekspresikan dirinya sendiri. Kemudian, barulah memperhatikan lingkungan.

Kembali ke verba "makan", pada kalimat saya makan nasi goreng dikenal sebagai verba berobjek. Nasi goreng adalah objek. Kalimat yang sesuai kaidah itu adalah saya memakan nasi goreng
Subjek : saya
Predikat : (me)makan
Objek : nasi goreng
Pada kalimat tersebut, penutur Indonesia asli sering menghilangkan imbuhan meN- ketika berkomunikasi sehingga lupa terhadap kaidah kalimat yang benar.
Hal ini juga tampak pada contoh lain, yaitu Aku cinta Indonesia. Kalimat ini memiliki predikat cinta. “Cinta” bukan termasuk verba asal karena sesuai yang telah dikemukakan sebelumnya, kata ini dapat dijadikan verba bercinta dan mencinta. Kata cinta di sini merupakan verba berobjek.
Subjek : Aku
Predikat : (men)cinta(i)
Objek : Indonesia

Namun, seperti yang telah dijelaskan, seorang penutur Indonesia melesapkan atau menghilangkan imbuhan meN-i. Menghilangkan imbuhan ketika berkomunikasi sangatlah sering dilakukan ketika berkomunikasi dalam bahasa Indonesia. Bahkan, bukan hanya imbuhan, penghilangan struktur kalimat juga dapat terjadi ketika orang berbicara. Semua ini berprinsip pada faktor keekonomisan bahasa. Dengan demikian, jika kita ingin mengajarkan bahasa kita sendiri, perhatikanlah baik-baik bentuk yang muncul dari bahasa itu sendiri. Baik sesuai kaidah, atau benar sesuai fungsinya. Selamat mengajar

Komentar

  1. Aku sedang mencari tahu tentang kenapa kata "wisata" tidak menjadi "mewisata". Sekarang saya tahu jawabannya. Terima kasih banyak!

    BalasHapus
  2. Sama-sama :) Tetapi kata "wisata" jika menjadi verba menggunakan imbuhan ber-, yaitu berwisata. Ini berhubungan dengan refleksif Vonnie. KAta ini sekelompok dengan berbelanja, bercukur, berwisata, belajar, dan lain-lain

    BalasHapus
  3. Kurang lengkap dan saya bingung untuk memahaminya
    Mohon di lengkapi
    Makasi

    BalasHapus

Posting Komentar